Poposal Tesis

Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan Malang Buat Sahabatku di surabaya yang bahenol klik disini untuk download filenya tapi dilengkapi sendiri. Buat mahasiswa baru Pasca sarjana di Kanjuruhan yang sibuk nggak bisa kerjakan tugasnya dapat kerjasama dengan kilas pasuruan dengan membayar per tugas Rp 30.000
Rabu, 03 Februari 2010

Try out, UN sesungguhnya

Ujian nasional (UN) tahun ajaran 2009/2010 akan segera dilaksanakan, semua sekolah kini mulai berlomba-lomba guna mengukur kemampuan siswanya. Tidak jarang hampir sekolahan mulai dari yang berstatus negeri hingga ke status swasta, melakukan kegiatan drill. Tentu bukan tanpa alasan mengapa mereka lakukan. Dengan kegiatan try out setidaknya guru dapat mengukur kemampuan sementara tahap menyelesaikan soal-soal.
Pada realitasnya try out memberikan hasil tak memuaskan pada setiap bidang study, terutama Matematika dan bahasa inggris. Menurut data yang diperoleh rata-rata kedua mata pelajaran itu selalu dibawah nilai standar kelulusan dari yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu 5,25. dari beberapa sekolah diperoleh tingkat kelulusan try out (uji coba UN) sekitar 30% - 40%. Data ini sebenarnya membuktikan bahwa tingkat kemampuan siswa kita masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Kelulusan try out mamang menunjukkan indikasi sesungguhnya dalam hal ujian. Artinya dalam ujian tersebut memang tidak ada indikasi guru ikut campur tangan dalam jawaban siswanya. Mungkin yang sering disebut banyak orang dengan “Drunken Master” atau jurus dewa mabok. Lalu mengapa, ketika ujian UN sebenarnya hampir disetiap sekolah semua lulus 100%? Ada apa denganmu!. Banyak pendapat bahwa UN bukanlah ajang mengukur prestasi siswa, tetapi ladang ketakutan jika siswanya tak lulus. Maka tidak heran jika setiap guru (terutama guru bidang study) berlomba memberikan jawaban soal UN melaluhi beberapa metode. Modus yang digunakan adalah tukar jawaban melaluhi HP atau transaksi jawaban dilakukan dikamar mandi ketika siswa izin ke belakang pada seorang pengawas untuk buang air kecil. Cerita menarik yang penulis alami sendiri. Ketika itu saya menjaga UN tahun 2008-2009 disebuah madrasah ternama di wilayah Pasuruan. Sedikit gambaran bahwa madrasah tersebut berstatus sekolahan terpadu dan juga sebagai ketua KKM (Kelompok Kerja Madrasah). Waktu pertama pertemuan membahas tentang pelaksanaan UN saya sempat kagum dengan statemen yang dikeluarkan sekolah tersebut bahwa tidak ada rekayasa dalam pelaksanaan UN nantinya. Yang paling penting siswa diberikan kondisi kondusif dan tak terlalu tegang. Ketika ujian berlangsung kami laksanakan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Awalnya saya tidak curiga apa yang dilakukan peserta UN yang minta izin ke belakang. Namun ketika saya amati izin itu setiap 30 menit dan selalu bergantian dengan yang lainnya. Awalnya saya hanya mencoba-coba bertanya pada salah satu peserta yang izin ke belakang. Dengan nada sedikit penasaran saya berkata “kok lama sekali ke belakang?” dia pun hanya tersenyum. Tapi waktu itu saya tak percaya dengan dugaan saya yang berpikir negatif. Sebab, sekolah tersebut yang katanya banyak prestasi mulai lomba olimpiade bidang study sampai mengirim siswanya hingga ke luar negeri (negara paman Sam). Namun hari ketiga saya coba bertanya lagi pada seorang peserta, tetapi bahasa yang saya gunakan berbeda yaitu “darimana dik?” dia menjawab “dari kamar mandi pak”. Saya pun berkata lagi “sudah cepat bagikan jawaban yang kamu peroleh ketemanmu di dalam, kasihan dia tidak bisa menjawab”. Saya tak menyangka jawaban peserta tadi yaitu “baik pak nanti tak sampaikan”. Coba lihat kata saya, dia pun sambil malu-malu merogo ke sakunya sambil jalan. Dikelas pun saya coba memperkuat dugaan saya bahwa memang ada permainan di sekolah tersebut. Situasi kelas sedikit ramai dengan beredarnya kertas-kertas penuh jawaban soal. Mari kita bandingkan mengapa hasil try out begitu buruknya jika dibandingkan dengan UN. Karena memang ada kejujuran pada pelaksanaan try out yang tidak dimiliki ketika UN. Oleh karena itu hasil try out merupakan hasil UN sesungguhnya atau dapat dikatakan jika ingin melihat hasil UN sesungguhnya lihatlah hasil try out. Tidak ada manipulasi dan rekayasa semua diserahkan pada siswanya. Bobot kesulitan soal antara UN dengan try out masih jauh kebih sulit try out. Tapi mengapa UN selalu gagal dalam mengemban amanat bangsa menegakkan nilai kejujuran dan keprofesinalan guru. Bukankah ini sama juga merusak jiwa bangsa indonesia. Pekerjaan dan tugas berat bagi kita sebagai seorang guru. Wallahu’alam